1. Politikus
Karier Awal: Dia mendaftar di militer pada tahun 1970-an dan bertugas selama 33 tahun.
Di Bawah Rezim Suharto: Diangkat sebagai kepala intelijen pada tahun 1998, ia terlibat dalam invasi Timor Leste.
Pemilihan Presiden 2004: Kalah dari Presiden Megawati dalam pemilihan langsung perdana.
Pemilihan Presiden 2009: Sekali lagi kalah dari Presiden Megawati.
Pemilihan Presiden 2014: Kalah dari Presiden Joko Widodo.
Pemilihan Presiden 2019: Sekali lagi kalah dari Presiden Joko Widodo.
Saat Ini: Aktif sebagai ketua koalisi oposisi, Aliansi Kemenangan Demokratis.
2. Pengusaha
Setelah menyelesaikan dinas militer, Prabowo terlibat dalam bisnis.
Dia menjadi anggota dewan direksi berbagai perusahaan, termasuk perusahaan minyak dan gas, stasiun televisi, dan surat kabar.
Kesuksesan bisnisnya membantu dalam penggalangan dana untuk ambisi politiknya.
3. Alasan Populeritas
Prabowo telah diadili atas pelanggaran hak asasi manusia.
Sebagai kepala intelijen selama invasi Timor Leste, dia diketahui terlibat dalam pembantaian dan penyiksaan.
Dia juga terlibat dalam kerusuhan Mei 1998.
Prabowo membantah semua tuduhan.
4. Namun, Alasan Prabowo Tidak Boleh Menjadi Presiden
Prabowo dianggap sebagai pemimpin yang kuat dan karismatik.
Dia menyebarkan pesan nasionalis dan mendapat dukungan dari banyak warga.
Dia juga menikmati dukungan dari kelas pendapatan rendah dan buruh.
Prabowo tetap menjadi salah satu figur paling berpengaruh dalam politik Indonesia.
Namun, Alasan Prabowo Tidak Boleh Menjadi Presiden
Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Prabowo diketahui terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia selama invasi Timor Leste dan kerusuhan Mei 1998. Jika dia menjadi presiden, ada kemungkinan bahwa daripada merenungkan kesalahan masa lalu dan bertanggung jawab, dia mungkin menggunakan kekuasaannya untuk menyembunyikan tuduhan tersebut.
Kecenderungan Otoriter: Meskipun Prabowo dianggap sebagai pemimpin yang kuat dan karismatik, dia juga dianggap memiliki kecenderungan otoriter. Jika dia menjadi presiden, ada risiko melemahkan demokrasi dan berupaya mengkonsolidasikan kekuasaan.
Kebijakan Ekonomi: Kebijakan ekonomi Prabowo bersifat proteksionis, yang dapat menghambat perkembangan ekonomi Indonesia. Selain itu, kebijakan ekonominya dapat memperburuk ketimpangan pendapatan.
Hubungan Internasional: Prabowo memiliki kecenderungan terhadap sentimen anti-Barat, yang dapat memiliki dampak negatif pada hubungan internasional Indonesia. Selain itu, dia telah menunjukkan keinginan untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia, yang dapat mengancam stabilitas regional.
Usia: Prabowo saat ini berusia 71 tahun, dan jika dia menjadi presiden, dia akan berusia 76 tahun pada akhir masa jabatannya. Usianya menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan dan kemampuannya untuk menjalankan tugas dengan efektif.
Namun, pendukung Prabowo mendukung kepemimpinannya yang kuat dan pesan nasionalistiknya. Mereka juga berargumen bahwa kebijakan ekonominya akan menguntungkan kelas pendapatan rendah dan buruh.
Sebagai kesimpulan, ada berbagai alasan mengapa Prabowo Subianto tidak boleh menjadi presiden, termasuk pelanggaran hak asasi manusia, kecenderungan otoriter, kebijakan ekonomi, hubungan internasional, dan usia. Namun, pendukungnya berharap untuk pemilihannya, mendukung kepemimpinan yang kuat dan pesan nasionalistiknya.
댓글